Monday, May 18, 2009

ROKOK BIKIN 90 BALITA MATI TIAP HARI

Dampak rokok terhadap kesehatan terbukti sangat membahayakan. Berdasarkan data terbaru, ± 32.400 kematian bayi disumbang keluarga miskin perokok. Itu disampaikan dalam diskusi Kekurangan Gizi Balita dan Konsumsi Rokok pada Keluarga Miskin di Grand Kemang, Jakarta.
Diskusi itu diadakan Tobacco Control Support Center – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. Hasil survey yang dilakukan Roy Tjiong dari Hellen Keller International dan Yayasan Indonesia Sehat menyebut, risiko kematian populasi balita dari keluarga perokok berkisar antara 14% untuk daerah perkotaan dan 24% untuk pedesaan. Jika dikalkulasi, konsumsi keluarga miskin menyumbang 32.400 kematian setiap tahun atau ±90 kematian balita per hari.
Survey itu dilakukan di Jakarta, Semarang, Makassar dan Padang. Survei dilakukan terhadap 155.000 rumah tangga. Responden adalah ibu dan anak balita. Roy menjelaskan, kekurangan gizi pada balita terkait erat dengan asupan makanan dan penyakit infeksi. Kecukupan pangan berkaitan dengan ketersediaan pangan dan daya beli keluarga.
Persoalannya, kata Roy, daya beli cenderung hanya dikaitkan dengan tingkat pendapatan. Apalagi survey itu menyebut prevalensi ayah merokok mencapai 74%. Sekitar 22% belanja rumah tangga dipakai untuk membeli rokok. Kebiasaan merokok itu meningkatkan risiko stunting (tubuh anak pendek) maupun tubh anak kurus. Sebab merokok bagaikan lingkaran setan. Merokok dapat memperparah kemiskinan. Ujung – ujungnya anank menjadi malnutrisi hingga berimbas kematian.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, Arum Atmawikarta, mengatakan di Indonesia 45,8% perokok adalah laki – laki dan 3% perempuan.






No comments:

Post a Comment